Pelajar wonokerto

My Blog List

Saturday, October 24, 2009

FOTO TURBA AWAL PERIODE



Klik foto yang dipilih untuk melihat ukuran yang lebih besar!







Share:

FOTO PELANTIKAN DAN RAKER 2009-2011



Klik foto yang dipilih untuk melihat ukuran yang lebih besar!












Share:

FOTO LINTAS ALAM CBP KKP


Klik foto yang dipilih untuk melihat ukuran yang lebih besar!





Untuk melihat foto-foto yang Lainnya Silakan klik Link di bawah ini

Foto Foto Foto Foto Foto Foto

Foto Foto Foto Foto Foto Foto

Foto Foto Foto Foto Foto Foto

Foto Foto Foto Foto Foto Foto

Foto Foto Foto Foto Foto


Share:

SUSUNAN KABINET INDONESIA BERSATU II 2009-2014

MENTERI KOORDINATOR
1. Menko Politik Hukum dan Keamanan : Marsekal (Purn) Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian : Hatta Rajasa
3. Menko Kesra : R Agung Laksono
4. Menteri Sekretaris Negara : Sudi Silalahi

MENTERI DEPARTEMEN
1. Menteri Dalam Negeri : Gamawan Fauzi
2. Menteri Luar Negeri : Marty Natalegawa
3. Menteri Pertahanan : Purnomo Yusgiantoro
4. Menteri Hukum dan HAM : Patrialis Akbar
5. Menteri Keuangan : Sri Mulyani
6. Menteri ESDM: Darwin Saleh
7. Menteri Perindustrian : MS Hidayat
8. Menteri Perdagangan : Mari E. Pangestu
9. Menteri Pertanian : Suswono
10. Menteri Kehutanan : Zulkifli Hasan
11. Menteri Perhubungan : Freddy Numberi
12. Menteri Kelautan dan Perikanan : Fadel Muhammad
13. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : Muhaimin Iskandar
14. Menteri Pekerjaan Umum : Djoko Kirmanto
15. Menteri Kesehatan : Endang Rahayu Sedyaningsih
16. Menteri Pendidikan Nasional : Mohammad Nuh
17. Menteri Sosial : Salim Segaf Al Jufri
18. Menteri Agama : Suryadharma Ali
19. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata : Jero Wacik
20. Menteri Komunikasi dan Informatika : Tifatul Sembiring

MENTERI NEGARA

1. Menteri Riset dan Teknologi : Suharna Suryapranata
2. Menteri Koperasi dan UKM : Syarifudin Hasan
3. Menteri Lingkungan Hidup : Gusti Muhammad Hatta
4. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Amalia Sari Gumelar
5. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara : E.E Mangindaan
6. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal : Ahmad Helmy Faishal Zaini
7. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas : Armida Alisjahbana
8. Menteri BUMN : Mustafa Abubakar
9. Menteri Pemuda dan Olahraga : Andi Alfian Mallarangeng
10. Menteri Perumahan Rakyat : Suharso Manoarfa

PEJABAT SETINGKAT MENTERI
1. Kepala BIN: Jenderal (Purn) Sutanto
2. Kepala BKPM: Gita Wirjawan
3. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto

Share:

Monday, July 27, 2009

Tentang IPNU

APA ITU IPNU

IPNU adalah singkatan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, yang didirikan pada tanggal 24 Februari 1954 M / 20 Jumadil Akhir 1373 H di Semarang. IPNU adalah salah satu organisasi di bawah naungan Jamiyyah Nahdlatul Ulama, tempat berhimpun, wadah komunikasi, wadah aktualisasi dan wadah yang merupakan bagian integral dan potensi generasi muda Indonesia secara utuh.

Oleh karena itu keberadaan IPNU memiliki posisi strategis sebagai wahana kaderisasi pelajar NU sekaligus alat perjuangan NU dalam menempatkan pemuda sebagai sumberdaya insani yang vital, yang dituntut berkiprah lebih banyak dalam kancah pembangunan bangsa dan negara dewasa ini.

TUJUAN IPNU

Berdasarkan Peraturan Dasar IPNU Bab IV pasal 7 disebutkan bahwa IPNU adalah terbentuknya putra-putra bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat agama Islam menurut faham Ahlussunah Wal Jamaah yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
selain hal di atas yang harus diketahui oleh warga IPNU adalah :

a. Aqidah dan Asas IPNU
Dalam Bab II pasal 3, tentang aqidah disebutkan bahwa IPNU beraqidah Islam yang berhaluan Ahlussunah Waljamaah dengan mengikuti salah satu madzhab empat : Syafi’i, Maliki, Hanafi dan Hanbali.
Dalam Bab II pasal 4, tentang asas disebutkan bahwa IPNU berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kerakyatan yang dipimpin oleh khikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Sifat dan fungsi.
Dalam Bab III pasal 5 tentang sifat disebutkan bahwa IPNU bersifat keterpelajaran, kekeluargaan, kemasyarakatan dan keagamaan.
Dalam Bab III pasal 6, tentang fungsi disebutkan bahwa fungsi IPNU sebagai :
Wadah berhimpun Putra Nahdlatul Ulama untuk melanjutkan semangat nilai-nilai Nahdliyah.
Wadah komunikasi Putra Nahdlatul Ulama untuk menggalang ukhuwah islamiyah.
Wadah aktualitas Putra Nahdlatul Ulama dalam pelaksanaan dan pengembangan
Wadah kaderisasi Putra Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.

c. Lambang IPNU


Dalam bab V pasal 9, tentang lambang IPNU disebutkan :
Lambang organisasi berbentuk bulat
Warna dasar hijau, berlingkar kuning ditepinya dengan diapit 2 lingkaran putih1
Di bagian atas tercantum huruf IPNU dengan 3 garis lurus pendek yang satu di antaranya lebih panjang pada bagian kanan dan kirinya semuanya berwarna putih.
Di bawahnya terdapat bintang Sembilan, lima terletak sejajar yang satu di antaranya lebih besar terletak di tengah dan empat bintang lainnya terletak mengapit membentuk sudut segitiga, semua berwarna kuning.
Di antara bintang yang mengapit, terdapat dua kitab dan dua bulu angsa bersilang berwarna putih.

LATAR BELAKANG SEJARAH KELAHIRAN IPNU

Sebelum IPNU lahir pada tahun 1954 di Semarang, didahului dengan lahirnya beberapa organisasi serupa di kota-kota besar yang merupakan cikal bakal lahirnya IPNU dikemudian hari yang antara lain :
1. Tsamratul Mustabidin ( 1939 )
2. Persono (Persatuan Murid NO, 1941 )
3. IMUNU (Ikatan Murid NU, 1945 )
4. Subahul Muslimin di Medan (1945 )
5. Ijtimatul Tholabiyah di Medan ( 1945 )
6. Ikatan Mubaligh NU di Semarang ( 1950 )
7. IPINO ( Ikatan Pelajar Islam NO )

Pada Kongres LP Ma'arif NU di Semarang pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H( 24 Februari 1945 dijadikan hari lahirnya IPNU dengan para pendirinya antara lain :

1. Tholhah Mansyur ( Jogja )
2. Sofwan Kholil ( Jogja )
3.Abdul Aziz ( Jombang)
4. Abdul Hadi ( Kediri )
5. Ahmad Budairi ( Malang )
6. Abdul Ghoni ( Semarang ) dll

Sejak muktamar NU di Bandung tahun 1967, IPNU menjadi badan otonom NU dan pada Kongres IPNU X yang diselenggarakan di Jombang 29 Januari - 01 Februari 1988 IPNU berubah dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama.
Sejalan dengan perkembangan politik (Undang-Undang Keormasan No. 8 tahun 1985) dan relevansi dari tuntutan kehidupan masyarakat yang semula IPNU (pelajar) secara esensial perubahan tersebut menuntut adanya gagasan baru yang sejalan dengan gerak organisasi yang secara otomatis telah merubah orientasi IPNU dari Pelajar ke Putra. Perubahan nama tersebut merupakan langkah yang tepat, apalagi mengingat bahwa NU dalam muktamar ke 27 tahun 1984 memutuskan untuk kembali ke khitoh 1926.

HUBUNGAN IPNU DENGAN NU DAN ORMAS LAIN

1. Hubungan IPNU dengan NU
Sebagai perangkat dan Badan Otonom NU, secara kelembagaan memiliki kedudukan yang sama / sederajat dengan Badan Otonom lainnya (pasal 13 ayat 4 ART NU).
Sebagai anggota pleno Syuriah ( pasai 14 avat 3 )
Sebagai anggota pleno Tanfidziyah ( pasal 14 ayat 5 )
Sebagai anggota gabungan Syuriah dan Tanfidziyah NU ( pasal 14 ayat 7 )
2. Hubugannya dengan Badan Otonomi lain
Dalam upaya mengenergikan Perjuangan misi dan visi NU ke depan, maka IPNU perlu mempercepat kerjasama dan menjalin koordinasi yang baik dengan Badan Otonom lain serta memperjelas posisi IPNU di semua tingkatan agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan dan bidang garapannya masing-masing.
3. Ekstern
IPNU adalah bagian dari generasi muda Indonesia yang memiliki tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup negara Republik Indonesia dan merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita perjuangan Nahdlatul Ulama serta Cita-cita bangsa Indonesia.
4. Penutup
Berangkat dari abstraksi ke-IPNU-an, seperti diuraikan di atas ada beberapa catatan yang harus digarisbawahi, bahwa agar NU tetap eksis akan banyak ditentukan oleh kiprah warga IPNU itu sendiri, sejauh mana IPNU dapat mengaktualisasikan diri dalam berbagai bentuk, baik wawasan, ide maupun keterlibatannya dalam ikut memikirkan dan menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan, yang semuanya itu hanya akan maupun diwujudkan dengan 3 ( tiga ) pilar :
Kualitas pengurus (kader)
Kualitas organisasi
Kualitas program-program kerjanya
Share:

Thursday, July 23, 2009

Doktrin Aswaja di Bidang Sosial-Politik

Berdirinya suatu negara merupakan suatu keharusan dalam suatu komunitas umat (Islam). Negara tersebut dimaksudkan untuk mengayomi kehidupan umat, melayani mereka serta menjaga kemaslahatan bersama (maslahah musytarakah).
Keharusan ini bagi faham Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) hanyalah sebatas kewajiban fakultatif (fardhu kifayah) saja, sehingga –sebagaimana mengurus jenazah– jika sebagian orang sudah mengurus berdirinya negara, maka gugurlah kewajiban lainnya.

Oleh karena itu, konsep berdirinya negara (imamah) dalam Aswaja tidaklah termasuk salah satu pilar (rukun) keimanan sebagaiman yang diyakini oleh Syi'ah. Namun, Aswaja juga tidak membiarkan yang diakui oleh umat (rakyat). Hal ini berbeda dengan Khawarij yang membolehkan komunitas umat Islam tanpa adanya seorang Imam apabila umat itu sudah bisa mengatur dirinya sendiri.

Aswaja tidak memiliki patokan yang baku tentang negara. Suatu negara diberi kebebasan menentukan bentuk pemerintahannya, bisa demokrasi, kerajaan, teokrasi ataupun bentuk yang lainnya. Aswaja hanya memberikan kriteria (syarat-syarat) yang harus dipenuhi oleh suatu negara. Sepanjang persyaratan tegaknya negara tersebut terpenuhi, maka negara tersebut bisa diterima sebagai pemerintahan yang sah dengan tidak mempedulikan bentuk negara tersebut. Sebaliknya, meskipun suatu negara memakai bendera Islam, tetapi di dalamnya terjadi banyak penyimpangan dan penyelewengan serta menginjak-injak sistem pemerintahan yang berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka praktik semacam itu tidaklah dibenarkan dalam Aswaja.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu negara tersebut adalah:

a. Prinsip Syura (Musyawarah)

Prinsip ini didasarkan pada firman Allah QS asy-Syura 42: 36-39:

فَمَا أُوتِيتُم مِّن شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا عِندَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى لِلَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ. وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ. وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ. وَالَّذِينَ إِذَا أَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنتَصِرُونَ

Maka sesuatu apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia, dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal. Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah, mereka memberi maaf. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada mereka. Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan lalim mereka membela diri.

Menurut ayat di atas, syura merupakan ajaran yang setara dengan iman kepada Allah (iman billah), tawakal, menghindari dosa-dosa besar (ijtinabul kaba'ir), memberi ma'af setelah marah, memenuhi titah ilahi, mendirikan shalat, memberikan sedekah, dan lain sebagainya. Seakan­-akan musyawarah merupakan suatu bagian integral dan hakekat Iman dan Islam.

b. Al-'Adl (Keadilan)

Menegakkan keadilan merupakan suatu keharusan dalam Islam terutama bagi penguasa (wulat) dan para pemimpin pemerintahan (hukkam) terhadap rakyat dan umat yang dipimpin. Hal ini didasarkan kepada QS An-Nisa' 4:58

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَاراً كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُوداً غَيْرَهَا لِيَذُوقُواْ الْعَذَابَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَزِيزاً حَكِيماً

Sesungguhnya Allah meyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanyaa dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha melihat.

c. Al-Hurriyyah (Kebebasan)

Kebebasan dimaksudkan sebagai suatu jaminan bagi rakyat (umat) agar dapat melakukan hak-hak mereka. Hak­hak tersebut dalam syari'at dikemas dalam al-Ushul al­Khams (lima prinsip pokok) yang menjadi kebutuhan primer (dharuri) bagi setiap insan. Kelima prinsip tersebut adalah:

a) Hifzhun Nafs, yaitu jaminan atas jiwa (kehidupan) yang dirniliki warga negara (rakyat).
b) Hifzhud Din, yaitu jaminan kepada warga negara untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya.
c) Hifzhul Mal, yaitu jaminan terhadap keselamatan harta benda yang dirniliki oleh warga negara.
d) Hifzhun Nasl, yaitu jaminan terhadap asal-usul, identitas, garis keturunan setiap warga negara.
e) Hifzhul 'lrdh, yaitu jaminan terhadap harga diri, kehormatan, profesi, pekerjaan ataupun kedudukan setiap warga negara.

Kelima prinsip di atas beserta uraian derivatifnya dalam era sekarang ini lebih menyerupai Hak Asasi Manusia (HAM).

d. Al-Musawah (Kesetaraan Derajat)

Semua warga negara haruslah mendapat perlakuan yang sama. Semua warga negara memiliki kewajiban dan hak yang sama pula. Sistem kasta atau pemihakan terhadap golongan, ras, jenis kelamin atau pemeluk agama tetlentu tidaklah dibenarkan.

Dari beberapa syarat tersebut tidaklah terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa sebenarnya sistem pemerintahan yang mendekati kriteria di atas adalah sistem demokrasi. Demokrasi yang dimaksud adalah sistem pemerintahan yang bertumpu kepada kedaulatan rakyat. Jadi kekuasaan negara sepenuhnya berada di tangan rakyat (civil sociery) sebagai amanat dari Allah.

Harus kita akui, bahwa istilah "demokrasi" tidak pemah dijumpai dalam bahasa Al-Qur’an maupun wacana hukum Islam klasik. Istilah tersebut diadopsi dari para negarawan di Eropa. Namun, harus diakui bahwa nilai­nilai yang terkandung di dalamnya banyak menyerupai prinsip-prinsip yang harus ditegakkan dalam berbangsa dan bernegara menurut Aswaja.

Dalam era globalisasi di mana kondisi percaturan politik dan kehidupan umat manusia banyak mengalami perubahan yang mendasar, misalnya kalau dulu dikenal komunitas kabilah, saat ini sudah tidak dikenallagi bahkan kondisi umat manusia sudah menjadi "perkampungan dunia", maka demokrasi harus dapat ditegakkan.

Pada masa lalu banyak banyak ditemui ghanimah (harta rampasan perang) sebagai suatu perekonomian negara. Sedangkan pada saat ini sistem perekonomian tersebut sudah tidak dikenal lagi. Perekonomian negara banyak diambil dari pajak dan pungutan lainnya. Begitu pula jika pada tempo dulu aqidah merupakan sentral kekuatan pemikiran, maka saat ini aqidah bukanlah merupakan satu­satunya sumber pijakan. Umat sudah banyak berubah kepada pemahaman aqidah yang bersifat plural.

Dengan demikian, pemekaran pemikiran umat Islam haruslah tidak dianggap sebagai sesuatu hal yang remeh dan enteng, jika umat Islam tidak ingin tertinggal oleh bangsa-bangsa di muka bumi ini. Tentu hal ini mengundang konsekuensi yang mendasar bagi umat Islam sebab pemekaran terse but pasti banyak mengubah wacana pemikiran yang sudah ada (salaf/klasik) dan umat Islam harus secara dewasa menerima transformasi tersebut sepanjang tidak bertabrakan dengan hal-hal yang sudah paten (qath'iy). Sebagai contoh, dalam kehidupan bemegara (baca: demokrasi), umat Islam harus dapat menerima seorang pemimpin (presiden) dari kalangan non-muslim atau wanita.

nu.or.id
KH Said Aqil Siradj (Ketua PBNU)
Share:

Isra Mi'raj

Secara etimologi, Isra berarti berjalan pada waktu malam atau membawa berjalan pada waktu malam. Istilah Isra dalam kajian sejarah Islam berarti perjalanan pribadi Nabi Muhammad SAW pada malam hari dalam waktu yang amat singkat dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem.


Adapun kata Miraj artinya ialah tangga sebagai alat untuk naik dari bawah ke atas. Menurut istilah dalam Islam, Miraj berarti perjalanan pribadi Nabi Muhammad SAW naik dari alam bawah (bumi) ke alam atas (langit), sampai ke langit ke tujuh dan sidratulmuntaha. Dalam istilah lain disebutkan bahwa Miraj ialah kenaikan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqsa di Yerusalen ke alam atas melalui beberapa tingkatan, terus menuju Baitulmakmur, sidratulmuntaha, arasy (tahta Tuhan) dan kursi (singgasana Tuhan), hingga menerima wahyu di hadirat Allah SWT.

Perjalanan ini mengandung perintah mendirikan shalat lima waktu sehari semalam. Karena peristiwa Isra bersamaan dengan peristiwa Miraj, maka kedua kata itu senantiasa digabungkan pemakaiannya menjadi Isra Miraj. Isra Miraj terjadi pada tanggal 27 Rajab, setahun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.

Ayat Alquran menerangkan terjadinya peristiwa Isra Miraj yaitu surah al-Isra' (Bani Israil) ayat 1, yang artinya, ''Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.''

Peristiwa Isra Miraj juga diterangkan oleh beberapa hadis yang panjang. Dari hadis-hadis itu dapat disimpulkan bahwa pada suatu malam ketika Nabi SAW sedang berada di Hatim (dekat Kabah), dalam versi lain disebut di rumah Ummu Hani', tiba-tiba Malaikat Jibril datang dan membelah dada Nabi SAW. Hati Nabi SAW dikeluarkannya dan disucikannya dengan air Zamzam, kemudian ke dalam hati tersebut dimasukkannya iman dan hikmah yang telah disediakannya dalam bejana emas. Setelah itu didatangkan kepada Nabi SAW seekor binatang yang bernama Buraq.

Dengan mengendarai Buraq yang dituntun Malaikat Jibril, Nabi SAW berangkat menuju Baitul Makdis. Setelah sampai di Baitul Makdis, Buraq itu ditambatkan, kemudian Nabi SAW masuk ke Masjidil Aqsa dan melaksanakan shalat dua rakaat yang diikuti oleh nabi-nabi terdahulu.

Setelah selesai shalat, Nabi SAW dan Jibril berangkat lagi dengan menaiki Buraq menuju ke langit. Singkat kata, tibalah Nabi di Sidratulmuntaha. Dengan meninggalkan Jibril, Nabi SAW berangkat ke Mustawa, ke hadirat Allah SWT untuk menerima wahyu kewajiban shalat 50 kali sehari-semalam. Akan tetapi, ketika turun dan sampai di langit keenam, Nabi Musa AS menyarankan agar shalat yang 50 kali itu dikurangi, mengingat kemampuan umat Nabi Muhammad SAW yang terbatas.

Atas saran itu, Nabi SAW kembali ke hadirat Allah dan memohon dikurangi shalat yang 50 kali itu. Akhirnya Allah SWT berkenan menjadikannya menjadi shalat lima kali sehari semalam. yus/disarikan dari buku Ensiklopedi Islam terbitan PT Ikhtiar Baru van Hoeve, Jakarta
--http://www.republika.co.id/--
Share:

Anatomi dan Fisiologi dalam Kedokteran Islam

Anatomi merupakan cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi makhluk hidup. Anatomi bisa juga kerap disebut sebagai ilmu urai tubuh.
Anatomi terdiri dari anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan aliasfitotomi. Tak hanya itu, ada juga beberapa cabang ilmu anatomi lain, yakni anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi manusia.

Sedangkan, fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Singkatnya, fisiologi adalah pengetahuan tentang fungsi normal makhluk hidup. Fisiologi juga dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan tetapi prinsip dari fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.

Sebelum peradaban Islam hadir, studi anatomi telah dikembangkan para ilmuwan di Yunani. Salah satu ilmuwan terkemuka yang mengembangkan studi anatomi adalah Aelius Galenus atau Claudius Galenus alias Galen (129 SM– 200/217 SM) serta Hippocrates (460 SM – 370 SM). Ketika Islam mencapai kejayaannya, studi anatomi dikembangkan para saintis Muslim.

Para ilmuwan Muslim tak hanya mempelajari buku-buku yang diterjemahkan dari bahasa Yunani, namun juga mengembangkan, mengkritisi serta menemukan sesuatu yang baru dalam studi anatomi. Ilmuwan masyhur bernama Abu Bakar Muhammad ibnu Zakariya Razi atau al-Razi (865 M- 925 M) berhasil mematahkan teori humorism yang dikemukakan oleh Galen.

Al-Razi merupakan dokter pertama yang menolak teori humorism Galen. Ia meragukan teori Galen itu pada abad ke-10 M. Rhazes mengkritik teori Galen yang menyatakan bahwa tubuh memiliki empat jenis "humor" (zat cair), yang menjadi kunci keseimbangan bagi kesehatan dan mengatur suhu tubuh secara.

Sang dokter Muslim mematahkan teori itu lewat sebuah percobaan. Ia memasukkan suatu cairan dengan temperatur berbeda ke dalam tubuh dengan peningkatan atau penurunan panas tubuh, yang mirip dengan suhu cairan tertentu.

Al-Razi mencatat bahwa minuman hangat akan meningkatkan panas tubuh ke derajat lebih tinggi dari suhu alami. Sehingga minuman akan memicu respons dari tubuh, bukan hanya mentransfer sendiri hangat atau dingin itu.

Dokter Muslim legendaris lainnya melakukan percobaan dalam bidang anatomi dan fisiologi adalah Ibnu Sina (980 M - 1037 M). ''Kontribusi ibnu Sina dalam studi fisiologi adalah mengenalkan eksperimen secara sistematis yang dituangkan dalam The Canon of Medicine," papar Katharine Park dalam karyanya berjudul Avicenna in Renaissance Italy: The Canon and Medical Teaching in Italian Universities after 1500 by Nancy G Siraisi.

Hal serupa juga dilakukan Ibnu al-Haitham (965 M - 1040 M). Bashar Saad dalam karyanya bertajuk "Tradition and Perspectives of Arab Herbal Medicine: A Review", Evidence-based Complementary and Alternative Medicine, menjelaskan, kontribusi al-Haitham dalam bidang anatomi dan fisiologi. Menurut Saad, sang ilmuwan Muslim terkemuka itu banyak melakukan perbaikan tentang proses persepsi penglihatan dalam Kitab Optik-nya, yang diterbitkan pada 1021 M.

"Dokter Muslim melakukan inivasi dan terobosan dalam bidang fisiologi, salah satunya dengan menggunaka hewan untuk percobaan,'' imbuh Saad. Malah, menurut Emile Savage-Smith dalam karyanya bertajuk Attitudes Toward Dissection in Medieval Islam, dokter Muslim di era kejayaan Islam juga menemukan ilmu pembedahan manusia.

Ibnu Zuhr atau Avenzoar (1091 M-1161 M) adalah salah seorang dokter Muslim perintis yang melakukan pembedahan manusia dan bedah mayat postmortem.

Studi anatomi dan fisiologi kemudian dikembangkan oleh dokter Muslim agung bernama Ibnu Nafis (1210 M -1288 M). Ia merupakan orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia. Tak heran, jika Ibnu Nafis dikenal sebaga bapak fisiologi sirkulasi.

Prestasi dan pencapaian gemilang yang ditorehkan dalam binag fisiologi di abad ke-13 M itu telah mematahkan klaim Barat yang selama beberapa abad menyatakan bahwa Sir William Harvey dari Kent, Inggris yang hidup di abad ke-16 M, sebagai pencetus teori sirkulasi paru-paru.

Adalah fisikawan berkebangsaan Mesir, Muhyo Al- Deen Altawi yang berhasil menguak kiprah Al-Nafsi lewat risalah berjudul Commentary on the Anatomy of Canon of Avicenna. Menurut Altawi, kontribusi al-Nafis dalam dunia kedokteran tak hanya di bidang fisiologi. Ia juga dikenal sebagai dokter yang menyokong kedokteran ekperimental, postmortem otopsi, serta bedah manusia. Sejarah juga mencatat Al-Nafis sebagai dokter pertama yang menjelaskan konsep metabolisme. Tak heran bila dia lalu mengembangkan aliran kedokteran Nafsian tentang sistem anatomi, fisiologi, psikologi, dan pulsologi.

Aliran Nafsian yang dikembangkannya itu bertujuan untuk menggantikan doktrin- doktrin kedokteran yang dicetuskan pendahulunya yakni Ibnu Sina alias Avicena dan Galen – seorang dokter Yunani. Al-Nafis menilai banyak teori yang dikemukakan kedua dokter termasyhur itu keliru. Antara lain tentang denyut, tulang, otot, panca indera, perut, terusan empedu, dan anatomi tubuh lainnya.

Guna meluruskan teori dan doktrin kedok teran yang dianggapnya keliru itu, al-Nafsi lalu menggambar diagram yang melukiskan bagian-bagian tubuh yang berbeda dalam sistem fisiologi (kefaalan) yang dikembangkannya. Dalam Kitab Sharh al-Adwiya al-Murakkaba, al-Nafis mengomentari Canon of Medicine karya Ibnu Sina.

Dalam bidang fisiologi, al-Nafis mengungkapkan, ''Darah dari kamar kanan jantung harus menuju bagian kiri jantung, namun tak ada bagian apapun yang menjembatani kedua bilik itu. Sekat tipis pada jantung tidak berlubang.'' Al-Nafis pun menambahkan, ‘’Dan bukan seperti apa yang dipikirkan Galen, tak ada pori-pori tersembunyi di dalam jantung. Darah dari bilik kanan harus melewati vena arteriosa (arteri paru-paru) menuju paru-paru, menyebar, berbaur dengan udara, lalu menuju arteria venosa (vena paru-paru) dan menuju bilik kiri jantung dan bentuk ini merupakan spirit vital.’‘

Selain itu, al-Nafis secara tegas mengungkapkan, ‘’Jantung hanya memiliki dua kamar. Dan antara dua bagian itu sungguh tidak saling terbuka. Dan, pembedahan juga membuktikan kebohongan yang mereka ungkapkan. Sekat antara dua bilik jantung lebih tipis dari apapun. Keuntungan yang didapat dengan adanya sekat ini adalah, darah pada bilik kanan dengan mudah menuju paru-paru, bercampur dengan udara di dalam paru-paru, kemudian didorong menuju arteria venosa ke bilik kiri dari dua bilik jantung…”

Mengenai anatomi paruparu, Ibnu al-Nafis menulis, ’‘Paru-paru terdiri dari banyak bagian, pertama adalah bronkus, kedua adalah cabangcabang arteria venosa, dan ketiga adalah cabang-cabang vena arteriosa. Ketiganya terhubung oleh jaringan daging yang berongga.’


Pengakuan Barat terhadap Dokter Muslim

George Sarton, bapak sejarah Sains mengakui bahwa penemuan sirkulasi paru-paru yang dicapai Ibnu al-Nafis sangat penting artinya bagi dunia kedokteran. ‘’Jika kebenaran teori Ibnu al-Nafis terbukti, maka dia harus diakui sebagai salah seorang dokter yang telah memberi pengaruh terhadap William Harvey. Ibnu Al-Nafis adalah seorang ahli fisiologi terhebat di abad pertengahan,’‘ ungkap Sarton tanpa tedeng aling-aling.

Pengakuan yang sama juga diungkapkan Max Meyrholf, seorang ahli sejarah yang meneliti jejak kedokteran di dunia Arab.
Meyrholf pun berkata, ‘’Kita telah melihat bahwa Ibnu Al-Nafis telah mengungkapkan penampakan saluran antara dua jenis pembuluh paru-paru.’‘ Penemuan yang mengguncang itu, papar dia, ditemukan tiga abad sebelum Realdo Colombo (wafat 1559 M) – dokter Barat — mencetuskannya.

Dalam William Osler Medal Essay, Edward Coppola pun sepakat bahwa Ibnu al-Nafs adalah penemu sirkulasi paru-paru. Dalam esai itu, Coppola berkata, ‘’Teori sirkulasi paru-paru yang telah ditemukan Ibnu al-Nafis pada abad ke-13 M sungguh tak dapat terlupakan.

Berabad-abad speninggalannya, hasil investigasi anatomi yang dilakukannya telah banyak memberi pengaruh terhadap Realdo Colombo dan Valverde.

Malah, Encarta Encyclopedia 2003, secara tegas mematahkan klaim Barat yang selama berabad-abad mengklaim William Harvey se bagai pencetus teori sirkulasi paru-paru. Beri kut ini pernyataan Encarta Encyclope dia:
’‘Ibnu Al- Nafis begitu termasyhur lewat tulisan-tulis annya tentang fisilogi dan kedokteran. Kitab yang di tulisnya, Sharh Tashrih Al-Qanunmam pu men jelaskan sirkulasi paru-paru be berapa abad sebelum dokter Inggris, William Harver menjelaskan sirkulasi darah pada tahun 1628 M.’‘

Sementara itu, Joseph Schacht, mengungkapkan bahwa teori-terori yang diungkapkan Ibnu Al-Nafis begitu berpengaruh terhadap dokter-dokter di Barat. Selain itu, dia juga memuji Al-Nafis yang mampu melontarkan kritik terhadap Ibnu Sina dan Galen. Al-Nafis mampu mendirikan aliran kedokteran Nafsian dengan membuat penambahan bagian-bagian anatomi manusia. ‘’Kemungkinan Colombo telah mendalami teori-teori Ibnu Al-Nafis,’‘ papar Schacht.

Ahli sejarah lainnya, Taj al-Din al-Subki (wafat 1370 M ) dan Ibnu Qadi Shuhba pun mengakui kehebatan Al-Nafsi. Menurut keduanya, tak pernah ada dokter di dunia ini yang seperti Al-Nafis. ‘’Sebagian orang mengatakan tak ada lagi dokter yang hebat setelah Ibnu Sina selain Ibnu Al-Nafis. Namun, sebagian menyatakan bahwa Al-Nafis lebih baik dari Ibnu Sina,’‘ papar keduanya. she/hri/taq
--republika.co.id--
Share:

Tuesday, July 21, 2009

Ilmuwan Islam Sebelum Datangnya Barat

Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Philipe Pinel (1793) merupakan orang pertama yang memperkenalkan metode penyembuhan penyakit jiwa. Tak cuma itu, Barat juga menyatakan rumah sakit jiwa (RSJ) pertama di dunia adalah Vienna's Narrenturm yang dibangun pada tahun 1784. Benarkah klaim peradaban Barat itu?

Klaim itu tentu sangat tak berdasar. Sebab, jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa berikut tempat perawatannya, pada abad ke-8 M di Kota Baghdad. Menurut Syed Ibrahim B. Ph.D dalam bukunya berjudul "Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times", mengatakan, rumah sakit jiwa atau insane asylums telah didirikan para dokter dan psikolog Islam beberapa abad sebelum peradaban Barat menemukannya.
Hampir semua kota besar di dunia Islam pada era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa. Selain di Baghdad ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah insane asylum juga terdapat di kota Fes, Maroko. Selain itu, rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir pada tahun 800 M. Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan Aleppo juga telah memiliki rumah sakit jiwa.
Mari kita bandingkan dengan Inggris. Negara terkemuka di Eropa itu baru membuka rumah sakit jiwa pada t1831 M. Rumah sakit jiwa pertama di negeri Ratu Elizabeth itu adalah Middlesex County Asylum yang terletak di Hanwell sebelah barat London. Pemerintah Inggris membuka rumah sakit jiwa setelah mendapat desakan dari Middlesex County Court Judges. Setelah itu Inggris mengeluarkan Madhouse Act 1828 M.
Lalu bagaimana peradaban Islam mulai mengembangkan pengobatan kesehatan jiwa? Menurut Syed Ibrahim, berbeda dengan para dokter Kristen di abad pertengahan yang mendasarkan sakit jiwa pada penjelasan yang takhayul, dokter Muslim justru lebih bersifat rasional.
Para dokter Muslim mengkaji justru melakukan kajian klinis terhadap pasien-pasien yang menderita sakit jiwa. Tak heran jika para dokter Muslim berhasil mencapai kemajuan yang signifikan dalam bidang ini. Mereka berhasil menemukan psikiatri dan pengobatannya berupa psikoterapi dan pembinaa moral bagi penderita sakit jiwa.
''Selain itu, para dokter dan psikolog Muslim juga mampu menemukan bentuk pengobatan modern bagi penderita sakit jiwa seperti, mandi pengbatan dengan obat, musik terapi dan terapi jabatan,'' papar Syed Ibrahim.
Konsep kesehatan mental atau al-tibb al-ruhani pertama kali diperkenalkan dunia kedokteran Islam oleh seorang dokter dari Persia bernama Abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi (850-934). Dalam kitabnya berjudul Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Makanan untuk Tubuh dan Jiwa), al-Balkhi berhasil menghubungkan penyakit antara tubuh dan jiwa. Ia biasa menggunakan istilah al-Tibb al-Ruhani untuk menjelaskan keseharan spritual dan kesehatan psikologi.
Sedangkan untuk kesehatan mental dia kerap menggunakan istilah Tibb al-Qalb . Ia pun sangat terkenal dengan teori yang dicetuskannya tentang kesehatan jiwa yang berhubungan dengan tubuh. Menurut dia, gangguan atau penyakit pikiran sangat berhubungan dengan kesehatan badan. Jika jiwa sakit, maka tubuh pun tak akan bisa menikmati hidup dan itu bisa menimbulkan penyakit kejiwaan, tutur al-Balkhi.
Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula sakit. Inilah yang disebut keseimbangan dan ketidakseimbangan. Dia menulis bahwa ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan, ketidakseimbangan dalam jiwa dapat mencipatakan kemarahan, kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengan kejiwaan lainnya.
Dia juga mengungkapkan dua macam penyebab depresi. Menurut dia, depresi bisa disebabkan alasan yang diketahui, seperti mengalami kegagalan atau kehilangan. Ini bisa disembuhkan secara psikologis. Kedua, depresi bisa terjadi oleh alasan-alasan yang tak diketahui, kemukinan disebabkan alasan psikologis. Tipe kedua ini bisa disembuhkan melalui pemeriksaan ilmu kedokteran.
Selain al-Balkhi, peradaban Islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari. Lewat kitab Firdous al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke-9 M, dia telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Al-Tabari menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran.
Menurut dia, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan dan psikoterapi. Al-Tabari menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau keyakinan yang sesat. Untuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat dilakukan melalui ''konseling bijak''. Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter yang cerdas dan punya humor yang tinggi. Caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya.
Melalui kitab yang ditulisnya yakni El-Mansuri dan Al-Hawi , dokter Muslim legendaris al-Razi juga telah berhasil mengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untuk menangani sakit mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental.
Al-Razi juga tercatat sebagai dokter atau psikolog pertama yang membuka ruang psikiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad. Pemikir Muslim lainnya di masa keemasan Islam yang turut menyumbangkan pemikirannya untuk pengobatan penyakit kejiwaan adalah Al-Farabi. Ilmuwan termasyhur ini secara khusus menulis risalah terkait psikologi sosial dan berhubungan dengan studi kesadaran.
Selain itu, Ibnu Zuhr, alias Avenzoar juga telah berhasil mengungkap penyakit syaraf secara akurat. Ibnu Zuhr juga telah memberi sumbangan yang berarti bagi neuropharmakology modern. Yang tak kalah penting lagi, Ibnu Rusyd atau Averroes ilmuwan Muslim termasyhur - telah mencetuskan adanya penyakit Parkinson’s.
Sejarawan Francis Bacon menyebut Al-Haitham sebagai ilmuwan yang meletakkan dasar-dasar psychophysics dan psikologi eksperimental. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukannya, Bacon merasa yakin bahwa Al-Haitham adalah sarjana pertama yang berhasil menggabungkan fisika dengan psikologi, dibandingkan Fechner yang baru menulis Elements of Psychophysics pada tahun 1860 M. Begitulah, kedokteran dan psikologi Islam mengembangkan pengobatan penyakit jiwa. heri ruslan
Utang Budi Kedokteran Modern
Kontribusi umat Islam bagi peradaban manusia adalah fakta yang tak terbantahkan. Para sejarawan sains Barat dalam sebuah konferensi mengakui bahwa dunia kedokteran modern berutang begitu banyak terhadap para ilmuwan Muslim di era keemasan Islam. Betapa tidak, dokter Muslim di era kekhalifahan merupakan perintis diagnosis dan penyembuhan beragam penyakit.
Dr Emilie Savage-Smith dari St Cross College di Oxford mengungkapkan, Islam adalah peradaban pertama yang memiliki rumah sakit. Menurut dia, rumah sakit pertama di dunia dibangun Kekhalifahan Abbasiyah di kota Baghdad, Irak sekitar tahun 800 M. ''Rumah sakit yang berdiri di Baghdad itu lebih mutakhir dibandingkan rumah sakit di Eropa Barat yang dibangun beberapa abad setelahnya,'' papar Savage-Smith seperti dikutip Independent.
Savage-Smith mengungkapkan, rumah sakit (RS) Islam terbesar di zaman keemasan dibangun di Mesir dan Suriah pada abad ke-12 dan 13 M. Pada masa itu, RS Islam sudah menerapkan sistem perawatan pasien berdasarkan penyakitnya. Menurut Savage-Smith, pembangunan sebuah sistem rumah sakit yang begitu luas merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam peradaban Islam pada abad pertengahan.
''Peradaban Islam pada abad ke-10 M untuk pertama kalinya memperkenalkan sistem pendidikan kedokteran secara langsung di rumah sakit,'' papar Savage-Smith. Ia pun mengagumi Islam yang mengajarkan umatnya untuk merawat seluruh jenis penyakit tanpa memandang status ekonomi pasiennya.
Menurut dia, rumah sakit Islam pada era kejayaannya terbuka bagi semua; laki-laki, perempuan, warga sipil, militer, kaya, miskin, Muslim dan non-Muslim. Pada masa itu, kata Savage-Smith, rumah sakit memiliki beragam fungsi yakni sebagai; pusat perawatan kesehatan, rumah penyembuhan bagi pasien yang sedang dalam tahap pemulihan dari sakit atau kecelakaan.
Selain itu, ungkap Savage-Smith, peradaban Islam juga sudah memiliki rumah sakit jiwa atau insane asylum. Menurut dia, masyarakat Muslim juga tercacat sebagai yang pertama mendirikan dan memiliki rumah sakit jiwa. Rumah sakit pada era keemasan Islam juga berfungsi sebagai tempat perawatan para manusia lanjut usia (manula) yang keluarganya kurang beruntung.
Smith-Savage menuturkan, para dokter Muslim menguasai dunia kedokteran berkat upaya penerjemahan terhadap karya-karya kedokteran Yunani klasik. Tak cuma menerjemahkan, namun para dokter Muslim pun mengembangkan, menemukan serta menulis buku-buku kedokteran.
Para dokter Muslim pun berhasil menemukan sejumlah penyakit, cara pengobatan hingga penyembuhannya. Menurut Smith-Savage, dokter Muslim telah mampu menjelaskan beragam jenis penyakit infeksi seperti cacar air. Selain itu, kedokteran Islam juga menemukan penyakit yang sebelumnya tak diketahui manusia, seperti kataraks. Bahkan, kedokteran Islam juga telah berhasil melakukan operasi atau bedah.
Peradaban Barat pun belajar dan mengembangkan hasil penemuan dan penelitian di bidang kedokteran. Tanpa kontribusi kedokteran Islam, boleh jadi dunia Barat tak akan menguasai ilmu kedokteran seperti saat ini.
Sumber:

http://www.suaramedia.com/sejarah-islam/ilmuan-islam-sebelum-datangnya-barat.html
Share:

Wednesday, July 15, 2009

TENTANG IPPNU

LATAR BELAKANG SEJARAH KELAHIRAN IPPNU

Bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri yang tengah menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke 20 di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di kalangan nandliyat.
Dalam keputusan ini dikalangan NU, Mulimat, Fatayat NU, GP Ansor dan Banom NU lainnya untuk membentuk tim resolusi IPNU putri pada Kongres I IPNU di Malang Jawa Timur, selanjutnya disepakati dalam pertemuan tersebut bahwa peserta putri yang akan hadir di kongres Malang di namakan IPNU putri.

Dalam suasana kongres ternyata keberadaan IPNU putri tampaknya masih diperdebatkan secara alot. Semula direncanakan secara administratif hanya menjadi departemen di dalam tubuh organisasi IPNU. Sementara hasil negosiasi dengan pengurus PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusivitas IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut maka pada hari kedua kongres, peserta putri yang hanya diwakili lima daerah (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang dan Kediri) terus melakukan konsultasi dengan dua jajaran di pengurus badan otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yaitu PB Ma'arif, (saat itu dipimpin bapak KH Syukri Ghazali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmudah Mawardi). Maka dari pembicaraan selama beberapa hari, telah membuat keputusan sbb:
  1. Membentuk organisasi IPNU Putri secara organisatoris dan administratif terpisah dengan IPNU.
  2. Tanggal 02 Maret 1955M / 08 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiran IPNU Putri.
  3. Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan cabang selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu Umroh Mahfudhoh dan sekretarisnya bernama Syamsiyah Muthalib.
  4. PP IPNU Putri berkedudukan di Surakarta Jawa Tengah.
  5. Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi pendirian IPNU putri kepada PB Ma'arif NU, kemudian PB Ma'arif NU menyetujui dengan merubah nama IPNU putri menjadi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama)
PERJALANAN IPPNU DARI MASA KE MASA

Sejalan dengan adanya pelaksanaan Kongres dari beberapa zaman (kemerdekaan, orla, orba, era reformasi) tentu mengalami berbagai peristiwa yang sangat menonjol dalam suatu keputusan Kongres, dan dalam perjalanan IPNU dari masa ke masa antara lain :


  • Bulan Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU di Surakarta.

  • Tanggal 01-04 Januari 1957 pada Muktamar IPNU di Pekalongan IPPNU ikut serta.

Acara itu diisi olahraga dan jugs menghasilkan lambang IPNU-IPPNU.

  • Tanggal 14-17 Maret 1960 diadakan Konbes I di Yogyakarta, membicarakan tentang keorganisasian, kemahasiswaan, pendidikan Islam serta. bahasa Arab.

  • Tahun 1964 dilaksanakan Konbes III bersama IPNU di Pekalongan, dengan menghasilkan, Doktrin Pekalongan serta mengusulkan agar KH. Hasyim Asyari sebagai pahlawan.

  • Tanggal 30 Agustus 1966 dalam Kongres di Surabaya IPNU dan IPPNU memohon pada PB NU untuk menerimanya sebagai badan otonom.

  • Tahun 1967 pada Muktamar NU di Bandung, resmilah IPPNU dimasukkan dalam PD/PRT NU sebagai badan otonom sampai sekarang.

  • Pada perkembangan berikutnya nampak pemerintah juga tidak ingin mengambil resiko membiarkan dunia akademik terkontaminasi dengan unsur politik manapun, sehingga diberlakukan UU No. 8 tahun 1985 tentang keormasan khusus untuk organisasi ekstra pelajar adalah OSIS. Selama itu IPPNU mengalami stagnasi pengkaderan dan PP didominasi para aktivis yang usianya sudah melebihi batas. Maka pada kongres IX IPPNU di Jombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNU yang kepanjangannya Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul 'Ulama telah berubah menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama.

  • Bulan Oktober 1990 pada Konbes IPPNU di Lampung, menghasilkan citra diri dan pemantapan PPOA IPPNU.

  • Pada Kongres X IPPNU tahun 1991 di Ponpes Al Wahdah Lasem Jawa, telah menguatkan independensi IPNU dan IPPNU yang merupakan organisasi terpisah.

  • Tanggal 10-14 Juli 1996 di Pesantren Al Musyaddidah Garut Jawa Barat mengadakan Kongres XI IPPNU, yang menekankan usia kepemudaan di tubuh IPNU supaya sejajar dengan organisasi pemuda lainnya.

  • Konbes bulan September 1998 di Jakarta, menghasilkan rekomendasi yang sangat menonjol di era reformasi yaitu bahwa IPPNU menyambut baik pendirian PKB yang tidak menggunakan nama NU.

  • Tanggal 22-25 Maret 2000, pelaksanaan kongres XII IPPNU di Ujung Pandang (Makassar), telah mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis kepelajaran dan wacana gender.

  • Tanggal 18-23 Juni 2003 kongres XIII IPPNU di asrama haji Sukolilo Surabaya mengembalikan IPPNU kepada Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.


AQIDAH, AZAS, FUNGSI DAN TUJUAN IPPNU

Aqidah
IPPNU beraqidah Islam menurut faham Ahlusunnah Wal Jama'ah dan mengikuti salah satu madzhab yaitu : Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. (Peraturan Dasar IPPNU BAB II pasal 4)
Asas

IPPNU berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hidmad Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Peraturan Dasar IPPNU BAB II pasal 5)
Fungsi
Di antara fungsi IPPNU adalah :
  • Wadah berhimpun pelajar putri Nahdlatul Ulama' untuk melanjutkan nilai­-nilai dan cita-cita perjuangan NU.

  • Wadah komunikasi, interaksi dan integrasi pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk menggalang Ukhuwah Islamiyah dan mengembangkan syiar Islam Ahlussunnah wal Jama'ah.

  • Wadah kaderisasi pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-­kader bangsa.

Tujuan
Tujuan organisasi IPPNU adalah kesempurnaan kepribadian bagi pelajar putri Indonesia sehingga akan terbentuk pelajar putri Indonesia yang bertaqwa, berilmu, berakhlaqul mulia dan berwawasan berkebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syari'at Islam menurut faham Ahlusunnah wal Jama'ah. (Peraturan Dasar IPPNU BAB V pasal 9)

LAMBANG ORGANISASI DAN ARTINYA

  1. Bentuk segitiga : Imam, Islam dan Ikhsan..

  2. a. Warna dasar hijau : subur.

b. Garis warna kuning : khikmah yang tinggi / kejayaan.

c. Garis Putih : kesucian, kejernihan serta kebersihan.

d. Dua garis tepi mengapit warna kuning : dua kalimat syahadat.

  1. Sembilan bintang : keluarga Nahdlatul 'Ulama, yang diartikan,

  1. Satu bintang besar paling atas : Nabi Muhammad SAW

  2. Empat bintang sebelah kanan : empat sahabat Nabi (Abu Bakar as, Umar Ibn Khatab as, Usman Ibn Affan as dan Ali Ibn Abi Thalib as).

  3. Empat bintang sebelah kiri : empat madzhab yang diikuti (Maliki, Hanafi, Syafi'I dan Hambali)

  1. Dua Kitab : Al Qur'an dan Al Hadits.

  2. Dua bulu bersilang : aktif menulis dan membaca untuk menambah wacana berfikir.

  3. Dua bunga melati : perempuan yang dengan kebersihan pikiran dan kesucian hatinya memadukan dua unsure ilmu pengetahuan umum dan agama.

  4. Lima titik di antara tulisan I.P.P.N.U. : rukun Islam


HUBUNGAN IPPNU DENGAN ORMAS LAIN

Kaitan IPPNU dan NU, bahwa IPPNU secara organisatoris merupakan badan otonom NU yang resmi tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga NU pasal 27 poin 6 bagian f, hasil muktamar NU Lirboyo Jawa Timur yang mana bahwa IPPNU mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan badan otonom yang lain.

Hubungan IPPNU dengan IPNU, bahwa IPNU merupakan mitra kerja IPPNU, sedangkan hubungan IPPNU dengan ormas lain, bahwa IPPNU dengan IPNU dengan ormas lain yang tergabung dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda (KNPI).


Share:

Friday, July 3, 2009

LINTAS ALAM CBP KKP DKAC Wonokerto

Untuk melihat foto-foto Lintas Alam CBP KKP DKAC Wonokerto silakan
Share:

Wednesday, June 24, 2009

TURBA KE RANTING (AWAL PERIODE)

Saat ini PAC IPNU IPPNU Kec. Wonokerto sedang melaksanakan TURBA ke ranting sejak tanggal 22 s.d. 26 Juni 2009, semoga berjalan dengan lancar dan sukses amien...

Untuk melihat foto-foto TURBA ke 1 (Awal Periode) PAC IPNU IPPNU Kec. Wonokerto silakan klik di sini
Share:

Sunday, June 7, 2009

FOTO LINTAS PESISIR 2010


Untuk Melihat Foto Lebih Jelas, Klik Pada Foto yang Ingin Dilihat








































































HABIS
Share:

Total Pengunjung