Pelajar wonokerto

My Blog List

Tuesday, August 1, 2017

HALAL BI HALAL NU SEBANOM WONOKERTO



HALAL BI HALAL NU SEBANOM WONOKERTO
GALAKKAN JUNJUNG TINGGI PANCASILA
Oleh : Fitra Saheel
Desa werdi kecamatan wonokerto kemarin (29/7) tampak ramai dengan ratusan orang berpakaian serba hijau. Ramainya lokasi ini karena sedang dilaksanakannya Halal Bi Halal Nahdlatul Ulama beserta badan otonom Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan. Halal Bi Halal tersebut dihadiri oleh 13 Ranting di Kecamatan Wonokerto serta para tamu undangan dari berbagai ranting di Kabupaten Pekalongan baik dari Nahdlatul Ulama, GP Ansor, Fatayat, Muslimat, Banser, IPNU-IPPNU, maupun CBP-KPP. Para kyai dan sesepuhpun turut hadir dalam acara tersebut.
Acara tersebut diawali dengan doa serta menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti Indonesia Raya, Mars Fatayat NU, Subhanul Wathon yang dipimpin oleh tim paduan suara fatayat NU ranting Api-api. Dalam kesempetan itu, juga diselenggarakan pelantikan pengurus GP Ansor anak cabang Wonokerto oleh pengurus GP Ansor Kabupaten Pekalongan.
Dalam sambutannya, kyai Ahmad Fauzan menyampaikan bahwa Pancasila yang kita setujui sebagai satu-satunya asas Indonesia seperti yang kita kenal saat ini adalah pancasila bentuk perjanjian luhur bangsa yang mitsaqan ghalidzan. Kita harus menjaganya agar tetap jaya karena dengan pancasila itu kita dapat berjuang untuk berdakwah dalam rangka menjalankan akidah ahlussunnah wal jamaah.
Pancasila harus menjadi asas tunggal semua organisasi di seluruh Indonesia. Nahdlatul Ulama juga harus berasas pancasila sebab yang merumuskan pancasila tidak lepas dari ulama-ulama Nahdlatul Ulama. Didalam pancasila terdapat makna yang sangat luas. Salah satunya adalah sila yang pertama yaitu hablumminallah, hubungan baik dengan Allah dan sila yang kedua yaitu hablumminannas, hubungan baik dengan manusia. Maka kata mbah kyai haji kajoran, jikalau dua sila itu saja sudah tertanam dan terpenuhi maka sudah menjadi wali Allah”, tambahnya.
Pancasila harus kita pertahankan. Sebagaimana pesan beliau “Maka kita sebagai Nahdlatul Ulama, mari rapatkan barisan jangan sampai bercerai-berai. Kita kuatkan jam’iyyah. Anak-anaknya dimasukkan ke wadah IPNU-IPPNU, jikalau sudah besar ikut fatayat, dan sebagainya. Karena disinilah akidah akan selamat dan terpelihara sampai kelak menghadap Allah.”.
Dalam kesempatanya, beliau juga mengkhawatirkan keberadaan organisasi yang merusak akidah serta bisa membuat negara menjadi bercerai berai. Sehingga perlu adanya pembentengan diri. Pembentengan diri tersebut perlu adanya agar tidak menimbulkan dampak negative bagi orang yang Nahdlatul Ulama. Solusi yang ditawarkan oleh Nahdlatul Ulama’ saat ini adalah dengan merekrut dan merekomendasikan para pemuda untuk masuk di perguruan silat Pagar Nusa.
MWC NU merasa perlu membenahi organisasi. Setelah terbentuk sebuah struktur, maka dibentuklah infrastruktur. MWC NU Wonokerto ingin membangun gedung sebagai sarana menyatukan struktur NU sebanomnya. Maka dalam kesempatan inilah NU Wonokerto launching pertama gerakan NU membangun dengan menyediakan sebuah amplop yang di bagikan kepada seluruh jamaah yang hadir untuk kemudian diisi dengan uang seikhlasnya, lalu dikumpulkan kembali oleh panitia yang keliling.
“Tugas kita sebagai salah satu organisasi adalah menjunjung tinggi pancasila. Sekarang ini pemerintah sedang menyoroti organisasi yang tidak berasaskan pancasila. Maka dari itu kita harus waspada karena radikalisme sudah menjalar ke anak-anak Nahdlatul Ulama. Bahkan menurut hasil penelitian tingkat  jawa tengah menyatakan bahwa kecenderungan anak-anak mengidolakan tokoh radikalis itu sudah mewabah, meski Pekalongan bukan salah satu sampelnya”. Ujar Mufassiroh saat sambutan kedua berlangsung.
Share:

Total Pengunjung