HALAL BI HALAL NU SEBANOM WONOKERTO
GALAKKAN JUNJUNG TINGGI PANCASILA
Oleh : Fitra Saheel
Desa
werdi kecamatan wonokerto kemarin (29/7) tampak ramai
dengan ratusan orang berpakaian serba hijau. Ramainya lokasi ini karena sedang
dilaksanakannya Halal Bi Halal Nahdlatul Ulama beserta badan
otonom Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan. Halal Bi Halal tersebut
dihadiri oleh 13 Ranting di Kecamatan Wonokerto serta para tamu undangan dari
berbagai ranting di Kabupaten Pekalongan baik dari Nahdlatul Ulama, GP Ansor,
Fatayat, Muslimat, Banser, IPNU-IPPNU, maupun CBP-KPP. Para kyai dan sesepuhpun
turut hadir dalam acara tersebut.
Acara tersebut diawali dengan doa serta menyanyikan lagu-lagu
perjuangan seperti Indonesia Raya, Mars Fatayat NU, Subhanul Wathon yang
dipimpin oleh tim paduan suara fatayat NU ranting Api-api. Dalam kesempetan itu, juga diselenggarakan pelantikan pengurus GP Ansor anak cabang Wonokerto oleh pengurus
GP Ansor Kabupaten Pekalongan.
Dalam sambutannya, kyai Ahmad Fauzan menyampaikan bahwa Pancasila
yang kita setujui sebagai satu-satunya asas Indonesia seperti yang kita kenal
saat ini adalah pancasila bentuk perjanjian luhur bangsa yang mitsaqan
ghalidzan. Kita harus menjaganya agar tetap jaya karena dengan pancasila
itu kita dapat berjuang untuk berdakwah dalam rangka menjalankan akidah
ahlussunnah wal jamaah.
Pancasila harus menjadi asas tunggal semua organisasi di seluruh
Indonesia. Nahdlatul Ulama juga harus berasas pancasila sebab yang merumuskan
pancasila tidak lepas dari ulama-ulama Nahdlatul Ulama. Didalam pancasila terdapat
makna yang sangat luas. Salah satunya adalah sila yang pertama yaitu hablumminallah,
hubungan baik dengan Allah dan sila yang kedua yaitu hablumminannas,
hubungan baik dengan manusia. “Maka kata mbah
kyai haji kajoran, jikalau dua sila itu saja sudah tertanam dan terpenuhi maka
sudah menjadi wali Allah”, tambahnya.
Pancasila harus kita pertahankan. Sebagaimana pesan beliau “Maka kita sebagai Nahdlatul Ulama, mari rapatkan
barisan jangan sampai bercerai-berai.
Kita kuatkan jam’iyyah. Anak-anaknya dimasukkan ke wadah IPNU-IPPNU, jikalau
sudah besar ikut fatayat, dan sebagainya. Karena disinilah akidah akan selamat
dan terpelihara sampai kelak menghadap Allah.”.
Dalam kesempatanya, beliau juga
mengkhawatirkan keberadaan organisasi yang merusak akidah serta bisa membuat
negara menjadi bercerai berai. Sehingga perlu adanya pembentengan diri. Pembentengan
diri tersebut perlu adanya agar tidak menimbulkan dampak negative bagi orang
yang Nahdlatul Ulama. Solusi yang ditawarkan oleh Nahdlatul Ulama’ saat ini
adalah dengan merekrut dan merekomendasikan para pemuda untuk masuk di
perguruan silat Pagar Nusa.
MWC NU merasa perlu membenahi organisasi. Setelah terbentuk sebuah
struktur, maka dibentuklah infrastruktur. MWC NU Wonokerto ingin membangun
gedung sebagai sarana menyatukan struktur NU sebanomnya. Maka dalam kesempatan
inilah NU Wonokerto launching pertama gerakan NU membangun dengan menyediakan
sebuah amplop yang di bagikan kepada seluruh jamaah yang hadir untuk kemudian
diisi dengan uang seikhlasnya, lalu dikumpulkan kembali oleh panitia yang
keliling.
“Tugas kita sebagai salah satu organisasi adalah menjunjung tinggi
pancasila. Sekarang ini pemerintah sedang menyoroti organisasi yang tidak
berasaskan pancasila. Maka dari
itu kita harus waspada karena radikalisme sudah menjalar ke anak-anak Nahdlatul
Ulama. Bahkan menurut hasil penelitian tingkat
jawa tengah menyatakan bahwa kecenderungan anak-anak mengidolakan tokoh
radikalis itu sudah mewabah, meski Pekalongan bukan salah satu sampelnya”. Ujar
Mufassiroh saat sambutan kedua berlangsung.
0 comments:
Post a Comment