Dalam kesempatanya, Sukirman sebagai ketua panitia menyampaikan adaya
kopdar ini salah satunya adalah program dari PBNU sendiri, "Tujuan
adanya Netizen NU sendiri pastinya yang pertama untuk menyatukan faham
kita sebagai orang NU, diharapkan kita juga bisa menangkal berita-berita
miring yang selalu menyudutkan NU, dan para kyai kita, sehingga kita
bisa melakukan serangan balik yang positif. Selain itu, juga bisa
menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasi melalui dunia maya", tambahnya.
Tidak hanya itu, dalam kesempatanya Sekjen PBNU juga mensosilaisasikan Kartanu dan E-kartanu. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat NU, kartanu dibuat sedemikian rupa sehingga fungsinya saat ini tidak hanya sebagai database ataupun identitas warga NU, tetapi juga dapat digunakan sebagai ATM, dan digital virtual banking. Selain itu, e-kartanu yang saat ini mulai diluncurkan juga dapat digunakan untuk melakukan berbagai macam transaksi seperti membeli pulsa, membayar listrik, dan masih banyak lagi manfaatnya. Hal ini dilakukan dalam rangka pemberdayaan ekonomi NU, "Adanya E-kartanu ini dalam rangka pemberdayaan ekonomi NU, dimana survey tahun 2013 jumlah warga NU 36,5% dari jumlah penduduk Indonesia, sehingga perlu diberdayakan", tutur Helmi Faisal, Sekjen PBNU.
Tuntutan globalisasi yang terjadi, membuat media sosial menjadi sarana komunikasi yang mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang dimanapun dan kapanpun. Namun, media sosial sering kali disalahgunakan sebagai sarana menghujat, ataupun menyebarkan berita-berita hoax. Tidak dapat dipungkiri, banyak orang yang terpengaruh berita-berita yang tersebar dimedia sosial. Arus informasi yang semakin banyak, jika tidak disaring akan menimbulkan banyak kerugian. Oleh karena itu, sebagai warga NU, diharapkan dapat menyaring berita yang ada sehingga tidak mudah terpengaruh terhadap berita yang belum jelas kebenaranya.
Selain itu, maraknya berita-berita hoax yang terjadi, juga banyak berita-berita yang menyudutkan warga NU dan para kyai. Dalam hal ini, diharapkan di tahun 2017 ini, warga NU bisa menangkal berita tersebut, dan berani mengklarifikasinya. Agar arus informasi yang ada dapat disaring, maka perlu diimbangi dengan pengetahuan yang mendalam. Media sosial dapat menjadi solusi terhadap kehausan masyarakat akan ilmu, salah satu caranya
Tidak hanya itu, dalam kesempatanya Sekjen PBNU juga mensosilaisasikan Kartanu dan E-kartanu. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat NU, kartanu dibuat sedemikian rupa sehingga fungsinya saat ini tidak hanya sebagai database ataupun identitas warga NU, tetapi juga dapat digunakan sebagai ATM, dan digital virtual banking. Selain itu, e-kartanu yang saat ini mulai diluncurkan juga dapat digunakan untuk melakukan berbagai macam transaksi seperti membeli pulsa, membayar listrik, dan masih banyak lagi manfaatnya. Hal ini dilakukan dalam rangka pemberdayaan ekonomi NU, "Adanya E-kartanu ini dalam rangka pemberdayaan ekonomi NU, dimana survey tahun 2013 jumlah warga NU 36,5% dari jumlah penduduk Indonesia, sehingga perlu diberdayakan", tutur Helmi Faisal, Sekjen PBNU.
Tuntutan globalisasi yang terjadi, membuat media sosial menjadi sarana komunikasi yang mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang dimanapun dan kapanpun. Namun, media sosial sering kali disalahgunakan sebagai sarana menghujat, ataupun menyebarkan berita-berita hoax. Tidak dapat dipungkiri, banyak orang yang terpengaruh berita-berita yang tersebar dimedia sosial. Arus informasi yang semakin banyak, jika tidak disaring akan menimbulkan banyak kerugian. Oleh karena itu, sebagai warga NU, diharapkan dapat menyaring berita yang ada sehingga tidak mudah terpengaruh terhadap berita yang belum jelas kebenaranya.
Selain itu, maraknya berita-berita hoax yang terjadi, juga banyak berita-berita yang menyudutkan warga NU dan para kyai. Dalam hal ini, diharapkan di tahun 2017 ini, warga NU bisa menangkal berita tersebut, dan berani mengklarifikasinya. Agar arus informasi yang ada dapat disaring, maka perlu diimbangi dengan pengetahuan yang mendalam. Media sosial dapat menjadi solusi terhadap kehausan masyarakat akan ilmu, salah satu caranya
0 comments:
Post a Comment